Wickremesinghe juga menyerukan dukungan internasional.
Dia mengadakan pembicaraan pada hari Minggu dengan perwakilan Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia di Kolombo yang berfokus pada masalah yang dihadapi pasokan obat-obatan, makanan, bahan bakar dan pupuk, kata kantornya dalam sebuah pernyataan.
“Sementara menjelaskan bahwa diskusi telah positif, Perdana Menteri menyatakan bahwa pemerintah menghadapi tantangan langsung untuk mengamankan dana untuk membayar kebutuhan bahan bakar untuk minggu mendatang,” kata pernyataan itu.
“Karena kekurangan dolar di bank, pemerintah sekarang mengeksplorasi opsi lain untuk mengamankan pendanaan yang diperlukan.”
Kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan, bersama dengan rekor inflasi dan pemadaman listrik yang panjang, telah membawa kesulitan parah bagi 22 juta orang di negara itu.
Para pengunjuk rasa di seluruh negara mayoritas Buddha itu selama berminggu-minggu menuntut pengunduran diri Presiden Rajapaksa atas krisis ekonomi terburuk Sri Lanka sejak kemerdekaan pada 1948.
Penunjukan Wickremesinghe sejauh ini gagal memadamkan kemarahan publik pada pemerintah karena membawa Sri Lanka ke ambang kehancuran ekonomi.
Ribuan orang terus melakukan protes di luar kantor presiden di tepi laut menuntut pengunduran dirinya sejak 9 April.
Antrian panjang membentang di luar beberapa pompa bensin yang masih buka pada hari Senin, hari libur Buddha, ketika pengendara menunggu bensin yang dijatah.
Wickremesinghe mengatakan pada hari Senin bahwa Sri Lanka tidak memiliki dolar untuk membiayai impor penting dengan tiga kapal tanker minyak menunggu di Kolombo untuk dibayar sebelum mereka akan dibongkar.
Dia menambahkan bahwa negara itu telah kehabisan 14 obat esensial, termasuk vaksin anti-rabies. Kementerian kesehatan negara bagian belum membayar pemasok obat-obatan selama empat bulan dan sekarang telah masuk daftar hitam, tambahnya.
Dia juga memperingatkan bahwa tarif bahan bakar dan listrik akan dinaikkan secara substansial dan pemerintahnya juga akan menjual maskapai nasionalnya yang merugi.
Namun, dia mendesak orang-orang untuk “sabar menanggung beberapa bulan ke depan” dan bersumpah dia bisa mengatasi krisis.
Pengiriman diesel menggunakan batas kredit India tiba di negara itu pada hari Minggu, tetapi belum didistribusikan ke seluruh pulau, yang menyebabkan antrian panjang di beberapa tempat.
“Meminta masyarakat untuk tidak mengantri atau mengisi ulang dalam tiga hari ke depan sampai pengiriman 1.190 stasiun bahan bakar telah selesai,” kata Menteri Tenaga Listrik Kanchana Wijesekera pada hari Senin.
Pasukan bersenjata berat masih berpatroli di jalan-jalan dengan keadaan darurat masih berlaku setelah setidaknya sembilan orang tewas dalam kekerasan pekan lalu.